Wisata Pura Pulaki


Tempat suci, tempat ibadah atau tempat peribadatan merupakan tempat atau bangunan yang dianggap suci (dikeramatkan). Setiap umat mempunyai tempat suci dalam pelaksanaan ibadahnya. Adapun tempat ibadah dari agama resmi di Indonesia adalah Masjid (untuk umat Islam), Gereja (untuk umat Protestan dan Katholik), Pura (untuk umat Hindu), Wihara (untuk umat Buddha) dan Litang/kelenteng untuk umat Khonghucu. Pemerintah memberikan perlindungan akan tempat ibadah ini sebagai wujud nyata dari UUD 1945 tentang kebebasan beragama.
Pura merupakan tempat suci Umat Hindu. Pura biasanya didirikan di tempat yang sekelilingnya asri seperti laut, gunung, goa, hutan dan sebagainya. Penyebutan nama tempat suci dalam Ajaran Hindu tidak secara gamblang. Tempat suci atau pemujaan ini disebut devalaya, devasthana, deval atau deul yang berarti rumah para dewa. Salah satu pura yang akan kita bahas adalah pura Agung Pulaki.
Pura Agung Pulaki adalah salah satu pura dengan aura religius yang ditemani keindahan alam memukau. Lokasinya berada di atas tebing berbatu menghadap langsung ke laut dengan pemandangan sekitanya menawan dan berlatar belakang bukit berbatu terjal. Pura suci ini terletak di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Provinsi Bali, tempatnya cukup strategis sebab berada di pinggir Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk.
Sejarah pura Pulaki ini dikaitkan dengan perjalanan Danghyang Nirartha. Pada waktu itu istri Danghyang Nirartha bernama Sri Patni Kanitenyang berasal dari Blambangan bergelar Mpu Istri Ktut dalam keadaan lelah memohon kepada suaminya Danghyang Nirartha agar diijinkanlah istirahat disini sampai keadaan kesehatannya pulih kembali. Danghyang Nirartha mengijinkan istrinya untuk tinggal istirahat di Pulaki ditemani puteri beliau bernama Ni Ayu Swabhawa, dan seorang putranya bernama Pangeran Bajra
Karena frustasi lama menunggu kedatangan suaminya, Sri Patni Kaniten memohon dewata agar dirinya bersama seluruh warganya diberi kesempatan menunggu kedatangan suaminya sampai waktu yang tidak terbatas tanpa termakan usia. Dewata mengabulkan permintaan beliau dengan persyaratan wujudnya tidak tampak oleh manusia. Kilat menyambar dan guruh menggelegar, di saat itu rombongan Sri Patni Kaniten lenyap dari pandangan. Karena telah menjadi suci ia menjadi Bhatari Dalem Melanting, menjadi junjungan dan disembah masyarakat desa itu. Semua pengikutnya juga lenyap dari pandangan menjadi orang halus (wong gamang).
Tempat moksa Sri Patni Kaniten atau Mpu Isteri Ktut itu kemudian dibangun sebuah Khayangan yang diberi nama pura Pulaki sebagai tempat memuliakan dan memuja Tuhan atau Hyang Widhi Wasa. Putri beliau Dyah Ayu Melanting kemudian berstana di Pura Melanting, sementara Pangeran Bajra di Pura Kertakawat sebagai Pangeran Mentang Yuda yang adil.
Ada peneliti yang berpendapat bahwa Pura Pulaki sebenarnya berada di dalam hutan, bukan di tempat yang sekarang ini. Lokasi pura yang sekarang diperkirakan sebagai tempat pengayatan karena warga tak berani masuk ke dalam hutan karena sudah dihuni binatang buas, sehingga tak mungkin masuk ke pedalaman. 
Bagi wisatawan asal kota Buleleng sudah tidak bingung lagi untuk mendatangi lokasi Objek Wisata Pura Pulaki di Gerokgak Buleleng Bali. Akan tetapi bagaimana bagi wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka bingung dan takut kesasar. Tapi jangan khawatir bagi wisatawan luar kota Buleleng saya mempunyai solusinya agar anda semua tidak kesasar. 
Tentunya sarana transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke Objek Wisata Pura Pulaki di Gerokgak Buleleng Bali dengan memakai kendaraan pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda bisa meminta panduan arah ke Objek Wisata Pura Pulaki di Gerokgak Buleleng Bali di google maps yang terpasang di smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi akan lebih menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum.
Akan tetapi jika anda memakai kendaraan umum seperti : bis umum atau angkutan lainnya juga bukan masalah besar, pasalnya anda bisa berhenti di kecamatan . Setelah itu melanjutkan dengan menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi anda menuju Desa Banyupoh hingga sampai di lokasi Objek Wisata Pura Pulaki di Gerokgak tersebut. 

Popular posts from this blog

Mengapa Tidak Boleh Makan Ikan Jeleg/Gabus

Pentingnya Upacara Megedong-Gedongan

Apa Itu Kawitan?